
Anak yang tumbuh dengan orang tua bercerai berisiko alami stroke
Anak yang tumbuh dengan orang tua bercerai berisiko alami stroke
Stroke merupakan salah satu penyakit yang sangat serius dan dapat mengancam nyawa seseorang. Penyakit ini terjadi ketika aliran darah ke otak terganggu, entah karena penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah. Faktor risiko untuk stroke meliputi gaya hidup tidak sehat, seperti merokok, konsumsi alkohol berlebihan, dan kurangnya aktivitas fisik. Namun, sebuah penelitian terbaru menemukan bahwa anak yang tumbuh dengan orang tua yang bercerai juga berisiko alami stroke.
Penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan di University College London menemukan bahwa anak yang tumbuh dengan orang tua yang bercerai memiliki risiko 33% lebih tinggi untuk mengalami stroke dibandingkan dengan anak yang tumbuh dalam keluarga yang utuh. Penelitian ini melibatkan lebih dari 3,4 juta orang dewasa di Inggris yang dilacak selama periode 15 tahun.
Para peneliti menduga bahwa stres dan ketegangan yang dialami oleh anak selama proses perceraian orang tuanya dapat berdampak negatif pada kesehatan mereka. Stres kronis dapat meningkatkan tekanan darah, merusak sistem kekebalan tubuh, dan meningkatkan kadar kolesterol dalam darah, semua faktor risiko yang dapat menyebabkan stroke.
Selain itu, anak yang tumbuh dalam keluarga yang bercerai juga cenderung memiliki gaya hidup yang tidak sehat, seperti pola makan yang buruk, kurangnya aktivitas fisik, dan kecenderungan untuk merokok atau minum alkohol untuk mengatasi stres. Semua faktor ini juga dapat meningkatkan risiko stroke pada masa dewasa.
Untuk itu, penting bagi orang tua yang bercerai untuk memastikan bahwa anak-anak mereka mendapatkan dukungan emosional yang cukup selama proses perceraian. Mendengarkan dan memahami perasaan anak, serta memberikan dukungan yang positif dan stabil, dapat membantu mengurangi stres yang mereka alami dan mengurangi risiko stroke di masa dewasa.
Selain itu, penting juga bagi orang tua untuk memberikan contoh gaya hidup sehat kepada anak-anak mereka. Mendorong mereka untuk makan makanan sehat, berolahraga secara teratur, dan menghindari kebiasaan merokok dan minum alkohol dapat membantu mengurangi risiko stroke di kemudian hari.
Dengan kesadaran akan risiko stroke yang lebih tinggi bagi anak yang tumbuh dengan orang tua bercerai, diharapkan para orang tua dapat lebih memperhatikan kesejahteraan anak-anak mereka dan melakukan langkah-langkah untuk mengurangi risiko tersebut. Dengan dukungan yang cukup dan gaya hidup yang sehat, anak-anak dari keluarga yang bercerai pun dapat tetap memiliki kesehatan yang baik dan terhindar dari risiko stroke di masa dewasa.