
Pemerhati pendidikan sebut hukuman fisik bukan bagian dari KBM
Pemerhati pendidikan telah lama menegaskan bahwa hukuman fisik bukanlah bagian dari Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang efektif. Meskipun pada masa lalu, hukuman fisik mungkin dianggap sebagai metode disiplin yang efektif, namun saat ini pemahaman tentang pendidikan telah berkembang dan menempatkan keamanan dan kesejahteraan siswa sebagai prioritas utama.
Hukuman fisik, seperti memukul atau memukul siswa sebagai bentuk disiplin, tidak hanya tidak efektif dalam mengubah perilaku siswa, tetapi juga dapat menyebabkan trauma psikologis dan fisik yang berkepanjangan. Penelitian telah menunjukkan bahwa hukuman fisik dapat menyebabkan masalah perilaku yang lebih serius, seperti kecenderungan agresi dan kekerasan pada masa depan.
Selain itu, hukuman fisik juga tidak konsisten dengan nilai-nilai kemanusiaan dan hak asasi manusia yang mendasari sistem pendidikan modern. Setiap individu, termasuk anak-anak, memiliki hak untuk dihormati dan tidak diperlakukan dengan cara yang merendahkan martabat mereka.
Sebagai gantinya, pendekatan positif dalam mendisiplinkan siswa telah terbukti lebih efektif dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman. Guru dan pendidik dapat menggunakan berbagai strategi seperti penguatan positif, penegakan aturan yang konsisten, dan memberikan konsekuensi yang relevan dengan perilaku siswa.
Pemerhati pendidikan juga menekankan pentingnya melibatkan siswa dalam proses pembelajaran dan pembentukan aturan di kelas. Dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan dan memahami konsekuensi dari tindakan mereka, mereka dapat membangun rasa tanggung jawab dan kesadaran akan akibat dari perilaku mereka.
Dengan demikian, hukuman fisik seharusnya tidak lagi menjadi pilihan dalam KBM. Sebagai pendidik, kita memiliki tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung perkembangan fisik, emosional, dan sosial siswa tanpa membahayakan atau merendahkan martabat mereka. Dengan pendekatan yang positif dan inklusif, kita dapat menciptakan generasi yang lebih baik dan lebih berkualitas di masa depan.