Zat besi heme dikaitkan dengan peningkatan risiko diabetes tipe 2
Zat besi heme adalah jenis zat besi yang terdapat dalam makanan hewani, seperti daging merah, unggas, dan ikan. Zat besi heme memiliki kemampuan untuk meningkatkan risiko diabetes tipe 2, menurut sebuah penelitian terbaru.
Penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan di Universitas Harvard menemukan bahwa konsumsi zat besi heme yang tinggi dapat meningkatkan risiko seseorang terkena diabetes tipe 2. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa zat besi heme dapat merusak sel beta pankreas, yang bertanggung jawab untuk memproduksi insulin.
Insulin adalah hormon yang berperan penting dalam mengatur kadar gula darah dalam tubuh. Jika sel beta pankreas rusak, produksi insulin akan terganggu, dan hal ini dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah yang pada akhirnya dapat menyebabkan diabetes tipe 2.
Selain merusak sel beta pankreas, zat besi heme juga diketahui dapat meningkatkan resistensi insulin, yang merupakan faktor risiko utama untuk diabetes tipe 2. Resistensi insulin terjadi ketika sel-sel tubuh tidak merespon dengan baik terhadap insulin, sehingga kadar gula darah tetap tinggi.
Para peneliti merekomendasikan agar konsumsi zat besi heme dikurangi untuk mengurangi risiko terkena diabetes tipe 2. Sebagai gantinya, disarankan untuk mengonsumsi sumber zat besi non-heme, seperti sayuran hijau, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Zat besi non-heme tidak memiliki efek yang sama terhadap risiko diabetes tipe 2 seperti zat besi heme.
Meskipun penelitian ini menunjukkan hubungan antara zat besi heme dan risiko diabetes tipe 2, namun masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan hubungan sebab akibat antara keduanya. Namun, mengurangi konsumsi zat besi heme dan menggantinya dengan sumber zat besi non-heme masih merupakan langkah yang bijaksana untuk menjaga kesehatan dan mencegah diabetes tipe 2.